BUDAYA POLITIK
INDONESIA
BAB I
By:, Dra. Hj. Rifqah, SA -SMK N
1 Banjarmasin
Standar Kompetensi
1.
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya politik
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang di
Indonesia
A.
BUDAYA POLITIK
Pengertian
Budaya Politik
Budaya politik
dibangun atas dua kata yaitu budaya dan politik
Secara harfiah kata budaya
berasal dari bahasa Sangsekerta buddhayah yang merupakan jama’ buddhi
yang berarti akal atau budi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan akal. Akal hanya dimiliki manusia sehingga hanya manusia lah
yang memiliki kebudayaan. Budaya dalam arti yang lebih luas merupakan semua
hasil cipta, rasa, karsa manusia. Budaya juga dapat berupa cara pandang dan
sikap manusia terhadap lingkungannya. Perwujudan budaya tercermin dari pola
hubungan antar individu dengan individu maupun dengan kelompoknya.
Secara harfiah
kata politik berasal dari bahasa yunani Polisteia, Polis merupakan negara kota
yaitu kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya sendiri. Dalam bahasa arab, istilah politik diartikan
sebagai „ siyasyah „ yang berarti Strategi Secara
lebih luas politik yaitu bermacam-macam kegiatan yang berkenaan dengan tujuan
dan cara-cara mencapai tujuan. Issac D’Israel mengatakan, politik sebagai seni
memerintah manusia melalui mensiasati mereka. Berbicara mengenai politik maka
berkaitan dengan: Negara, Kekuasaa, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan.
Atau dengan kata lain politik
adalah : berbagai macam kegiatan dalam
suatu sistem politik / negara yang menyangkut kemaslahatan hidup seluruh warga
negara
Dari
pengertian budaya dan politik diatas dapat kita simpulkan mengenai pengertian budaya
politik, yaitu cara pandang dan sikap warga negara terhadap system
politik di negaranya.
atau
dengan kata lain Budaya politik merupakan pola perilaku suatu
masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik
pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh
seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan
sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan
kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya
Sistem politik suatu negara selalu diliputi oleh
berbagai perilaku politik yang ditampilkan oleh warga negaranya . Setiap
perilaku yang ditampilkan mempunyai karakteristik tersendiiri yang berbeda satu
sama lain. Dengan adanya cara pandang dan
sikap yang berbeda dari setiap warga negara ini maka akan memunculkan tipe-tipe
budaya politik.
Pengertian budaya politik menurut ahli:
1.
Rusadi Kantaprawira, budaya politik tidak lain adalah pola
tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati
oleh para anggota suatu sistem politik.
2.
Gabriel A. Almond & Sidney Verba, dalam
bukunya yang berjudul comparative political system tahun 1956. Tahun 1960-1970
Almond mengembangkan konsep budaya politik bersama Sidney Verba dan
menghasilkan buku tentang budaya politik yaitu THE CIVIC CULTURE.Para pakar
politik di Indonesia menerjemahkan konsep civic culture menjadi budaya politik
atau kebudayaan politik.
Pada umumnya budaya politik diartikan sebagai orientasi
dasar suatu masyarakat terhadap suatu sistem politik. Kehidupan politik tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat.Terhadap masalah politik
setiap orang akan memberikan pendapat,pandangan, pengetahuan, sikap, perasaan
dan penilaian yang berbeda, tergantung pribadi masing-masing.
3. Almond dan Powell,
Menyatakan bahwa budaya politik merupakan suatu konsep tersendiri dari
sikap, nilai-nilai dan ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota
masyarakat termasuk pola kecenderungan khusus serta pola kebiasaan yang terdapat
pada kelompok masyarakat.
4. Almond dan Verba
Mengemukakan bahwa budaya politik merupakan sikap
individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya, juga sikap individu
terhadap peranan yang dapat dimainkan dalam sebuah sistem politik.
5. Alan R. Ball
Budaya politik adalah susunan yang terdiri atas sikap,
kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem
politik dan isu-isu politik.
Berdasarkan pendapat-pendapat ini dapat disimpulkan bahwa
pada hakikatnya budaya politik mencakup dua hal yaitu :
1. orientasi
warga negara terhadap obyek politik
2. sikap
warga negara terhadap peranannya sendiri dalam sistem politik.
Kata Orientasi
bermakna luas meliputi ; melihat, mengenal, pandangan, pendapat, sikap,
penilaian, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, dll.
Oleh
karena itu Orientasi warga negara menurut G. Almond
& B.Powell meliputi tiga komponen yaitu :
1. orientasi
kognitif, yaitu orientasi warga yang sifatnya kognitif atau
pengetahuan seperti pengetahuan, wawasan, kepercayaan, dan keyakinan warga
terhadap suatu obyek politik.
2. orientasi afektif , yaitu
orientasi warga yang sifatnya efektif atau sikap seperti sikap-sikap, nilai –
nilai dan perasaan warga terhadap obyek politik.
3. Orientasi
evaluatif, yaitu orientasi warga yang sifatnya evaluatif atau
penilaian seperti pendapat dan penilaian warga terhadap obyek politik.
Obyek
politik adalah hal yang dijadikan sasaran dari orientasi warga
negara. Obyek politik meliputi tiga hal sebagai berikut :
a. Obyek
politik umum atau sistem politik secara keseluruhan meliputi sejarah
bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara,
lembaga-lembaga negara.
b.
Obyek politik input, yaitu
lembaga atau pranata politik yang termasuk proses input dalam sistem politik.
Lembaga yang dimaksud adalah partai politik, kelompok kepentingan, organisasi
masyarakat, pers, dukungan, dan tuntutan.
c. Obyek
politik output, yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses
output dalam sistem politik. Seperti biokrasi, lembaga peradilan, kebijakan,
putusan, undang-undang, dan peraturan.
Contoh
Orientasi politik
1. Orientasi
kognitif warga negara terhadap obyek politik umum dengan
pertanyaan berikut
Berapa lama masa jabatan presiden di Indonesia ?
2. Orientasi kognitif
warga negara terhadap obyek politik input dengan pertanyaan berikut
Ada berapa partai politik yang ikut dalam pemilu 9 April
2009 ?
3. Orientasi kognitif
warga negara terhadap obyek politik output dengan pertanyaan berikut
Percayakah anda bahwa kenaikkan BBM akan meringankan beban negara ?
4. Orientasi afektif
warga negara terhadap obyek politik umum dengan pertanyaan berikut
Setujukah anda jika Presiden di Indonesia dipilih
langsung oleh rakyat ?
5. Orientasi afektif warga
negara terhadap obyek politik input dengan pertanyaan berikut
Setujukah anda bila sekarang ini banyak warga yang
menuntut dengan cara berdemo ?
6. Orientasi afektif warga
negara terhadap obyek politik output dengan pertanyaan berikut
Suka atau tidakkah anda jika sekarang pemerintah membatasi
penggunaan BBM pada rakyat ?
7. Orientasi evaluatif
warga negara terhadap obyek politik umum dengan pertanyaan berikut
Apa pendapat anda dengan adanya kasus korupsi yang
melibatkan wakil rakyat ?
8. Orientasi evaluatif
warga negara terhadap obyek politik input dengan pertanyaan berikut
Bagaimanakah penilaian anda terhadap kebebasan pers
sekarang ?
9. Orientasi evaluatif
warga negara terhadap obyek politik output dengan pertanyaan berikut
Baik atau burukkah jika sekarang ini pemerintah mengimpor
beras ?
Orientasi politik warga negara Indonesia dapat
menghasilkan tiga jenis orientasi yaitu :
1. Orientasi
yang setia atau mendukung
2. Orientasi
yang apatis atau masa bodoh
3. Orientasi
yang menolak atau terasing
1. Orientasi yang Setia atau Mendukung
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia
sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, ia sangat setuju
dengan hal itu dan ia menilai bahwa ini merupakan pelaksanaan demokrasi di
Indonesia.
2. Orientasi yang Apatis atau Masa Bodoh
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia
sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi ia
tidak setuju,ia bersikap masa bodoh dan
ia tidak mau berpendapat apakah itu baik atau jelek.
3. Orientasi yang menolak atau Terasing
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia
sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, tetapi ia menolak
hal tersebut,serta berpendapat itu buruk bagi perkembangan sistem demokrasi
Indonesia.
Faktor yang mempengaruhi budaya politik yang berkembang
di masyarakat :
1. Tingkat
pendidikan warga negara
Tingkat pendidikan warga negara yang baik merupakan
pendidikan politik yang baik akan melahirkan budaya politik yang demokratis
2. Tingkat
Ekonomi
Tingkat ekonomi mempengaruhi perkembangan budaya politik,yaitu
semakin sejahtra suatu masyarakat semakin tinggi tingkat partisipasi politiknya
3. Reformasi
Politik
Yaitu semangat pemegang kekuasaan untuk tetap memperbaiki
sistem politik yang lebih baik
4. Supremasi
hukum
Adanya penegakan hukum yang adil, Independen,dan bebas
akan melahirkan kepastian hukum sehingga menimbulkan budaya politik yang taat
dan sadar hukum
5. Media
Komunikasi yang Independen
Pers dan media massa merupakan alat kontrol yang efektif
dalam rangka menumbuhkan budaya politik yang sehat
Manfaat memahami budaya politik:
1. Adanya sikap warga negara
terhadap sistem politik yang mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapan,
dukungan serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;
2. Dapat mengerti dan memahami hubungan
antara budaya politik dengan sistem politik atau faktor-faktor apa yang
menyebabkan terjadinya pergeseran politik.
Berikut
beberapa contoh dari nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia:
a. Tidak
boleh melangkahi kakak dalam melangsungkan pernikahan
b. Saya
yakin suatu saat nanti partai yang banyak ini akan berkurang karena tidak semua
mendapat dukungan rakyat
c. Tidak
boleh membuang sampah sembarangan
d. Bekerja
giat supaya pimpinan senang
e. Memilih
partai politik yang sama dengan pimpinan supaya dinaikkan pangkatnya
f. Sebelum
tidur hendaknya berdo’a terlebih dahulu
g. Mengawasi
jalannya pemerintahan karena merupakan tanggung jawab setiap warga negara
h. Memberikan
tanggapan terhadap penjelasan guru
supaya mendapatkan perhatian yang lebih
i.
Mengikuti pemilu supaya tidak dianggap sebagai warga
negara yang tidak bertanggung jawab
j.
Kebijakan pemerintah tidak perlu di kontrol karena kita
hanyalah rakyat biasa yang tidak mempunyai kekuasaan apapun
TIPE-TIPE
BUDAYA POLITIK
Budaya
politik yang berkembang di dalam masyarakat sangat beragam. Hal ini dikarenakan
orientasi dan peranan yang dimiliki oleh setiap masyarakat juga beragam.
Menurut sikap yang ditunjukkan, budaya politik bisa digolongkan dalam
:
1. Budaya Militan, yaitu
budaya politik yang tidak memandang perbedaan sebagai suatu usaha memecahkan
masalah, tetapi melihatnya sebagai usaha jahat dan menantang. Jika terjadi
permasalahan selalu mencari kambing hitam, bukan penyebab terjadinya.
2. Budaya Toleran, budaya politik yang lebih
menekankan pada ide atau pemecahan masalah. Tipe ini selalu membuka pintu untuk
kerja sama, bukan curiga terhadap seseorang.
Berdasarkan orientasi politiknya, Gabriel Almond dan Sidney Verba mengatakan budaya politik dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. budaya
politik parokial
2. budaya
politik subjek atau kaula
3. budaya
politik partisifan
1. Budaya Politik Parokial
Budaya
Politik Parokial sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit.
Karena orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang
lingkup atau wilayah tempat ia tinggal.Dengan kata lain, persoalan diluar
wilayahnya tidak diperdulikannya.
Menurut Rusadi Kantaprawira, budaya politik parokial
biasanya terdapat dalam system politik tradisional dan sederhana,dengan ciri
khas yaitu belum adanya spesialisasi tugas atau peran, sehingga para pelaku
politik belum memiliki peranan yang khusus.
Ciri-ciri budaya politik parokial :
a. warga Negara
tidak menaruh minat terhadap obyek-obyek politik yang luas, kecuali yang ada
disekitarnya
b. warga tidak banyak berharap terhadap system politik yang ada
c. berlangsung pada masyarakat tradisional, dan sederhana, contohnya
masyarakat suku.
d. belum adanya peran-peran politik yang khusus.
2. Budaya Politik Subjek atau Kaula
Masyarakat
atau individu yang bertipe budaya politik subjek telah memiliki perhatian dan
minat terhadap sistem politik. Hal ini diwujudkan dengan berbagai peran politik
yang sesuai dengan kedudukannya. Akan tetapi peran politik yang dilakukannya
masih terbatas pada pelaksanaan kebijakan pemerintah yang mengatur
masyarakat,Individu atau masyarakat hanya menerima aturan tersebut secara
pasrah.
Ciri-ciri budaya politik
subjek atau kaula :
a. warga
menaruh kesadaran,minat, dan perhatian terhadap system politik pada umumnya dan
terutama terhadap obyek politik output, sedangkan kesadaran terhadap input
rendah
b. warga
menyadari sepenuhnya akan otoritas pemerintah
c. masyarakat
tunduk dan patuh pada kebijakan pemerintah dan tidak berdaya untuk mempengaruhi
kebijakan atau keputusannya.
d. warga
bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak
boleh dikoreksi apalagi ditentang
3. Budaya
politik Partisipan
Merupakan
budaya politik yang sangat ideal. Dalam budaya politik partisipan individu atau
masyarakat telah memiliki perhatian, kesadaran, minat serta peran politik yang
sangat luas.Masyarakat mampu memainkan peran politik baik dalam proses input (
yang berupa pemberian tuntutan dan dukungan terhadap sistem politik ) maupun
proses output ( pelaksanaan, penilaian,dan pengkritik setiap kebijakan dan keputusan
politik pemerintah.
Ciri-
ciri budaya politik Partisipan :
a. anggota
masyarakat sangat berpartisifasif terhadap semua obyek politik, baik menerima
atau menolak suatu obyek politik
b. kesadaran bahwa
masyarakat adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis
c. warga negara
menyadari akan peran, hak , kewajiban
dan tanggung jawabnya selaku warganegara
d. tidak menerima
begitu saja keadaan,tunduk pada keadaan,berdisiplin, tetapi dapat menilai
dengan penuh kesadaran semua obyek politik.
e. Warga harus
mampu bersikap terhadap masalah atau isu
politik
f. Warga memiliki
kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa
perasaan tertekan.
Contohnya budaya politik partisipan
seperti membayar pajak tepat pada waktunya, mengikuti pemilu dengan menggunakan
haknya sebagai warga Negara, mentaati peraturan lalu lintas dll .
Upaya untuk menerapkan budaya politik partisipan
adalah dengan cara :
1. Agar
memiliki pengetahuan dan kepekaan terhadap masalah atau isu politik,kita membiasakan
diri membaca dan melihat berita, dan berbicara tentang masalah politik di
sekitar kita.
2. Agar mampu
bersikap dan menilai obyek politik, kita bisa membiasakan untuk berpendapat,
berkomentar, jika ada isu politik yang muncul.
3. Berlatih memberi
usulan, masukan, dan kritikan terhadap suatu kebijakan
4. Membiasakan
diri untuk taat dan patuh pada peraturan yang memang telah disepakati
Orientasi politik seorang warga negara dapat menghasilkan
tiga jenis orientasi yaitu :
1.
Orientasi yang setia atau mendukung
2.
Orientasi yang apatis atau masa bodoh
3.
Orientasi yang menolak atau terasing
1. Orientasi yang
Setia atau Mendukung
Seseorang tahu
bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilu, ia sangat setuju dengan hal itu dan ia menilai bahwa ini merupakan
pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
2. Orientasi yang
Apatis atau Masa Bodoh
Seseorang tahu
bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilu, tetapi ia tidak setuju,ia
bersikap masa bodoh dan ia tidak mau berpendapat apakah itu baik atau jelek.
3. Orientasi yang
menolak atau Terasing
Seseorang tahu
bahwa Presiden Indonesia sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilu, tetapi ia menolak hal tersebut,serta berpendapat itu buruk bagi
perkembangan sistem demokrasi Indonesia.
Tipe Budaya politik yang berkembang di Indonesia
Dalam kehidupan negara Indonesia,
budaya politik kewarganegaraan belum berkembang menjadi budaya politik dominan.
Terbukti rezim yang berkembang selama ini masih otoriter. Hal ini disebabkan
budaya politik suatu negara tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai sosial
yang ada di masyarakat.
Nilai –nilai social yang ada
dimasyarakat yang bisa mempengaruhi budaya politik yang
ada di Indonesia adalah sebagai berikut ;
- Konfigurasi
subkultur di Indonesia masih aneka ragam, misalnya, dalam menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas,
kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan.
- Budaya
politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya
politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan
dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang
mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh
penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial.
- Sikap
ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui
indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan
pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme
dan lain-lain.
- kecendrungan
budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat
patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme,
sikap asal bapak senang.
- Dilema interaksi tentang
introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola
yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.
Herbert
Feith, Indonesia memiliki 2 budaya
politik yang dominan :
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Clifford Geertz, antropolog dari
Amerika mengadakan penelitian mengenai budaya politik yang berkembang di
Indonesia (khususnya Jawa), yaitu:
1. Budaya
politik Abangan, budaya politik yang menekankan pada aspek animisme/
kepercayaan roh halus. Budaya ini dapat
ditemui pada masyarakat petani era 60-an dengan
tradisi selamatan.
2. Budaya politik
Santri, budaya politk yang menekankan pada aspek
agama (islam).
Masyarakat tipe ini sudah menjalankan ibadah dan ritual agama islam.
3. Budaya politik
Priyayi, budaya politk yang menekankan pada keluhuran
tradisi. Kelompok
ini merupakan kebalikan dari abangan
karena umumnya mereka adalah dari kalangan
birokrat (pegawai pemerintah)
Disamping apa yang sudah
disampaikan oleh Geertz, ada juga budaya politik yang berkembang pada era orde
baru (Orba), seperti yang diungkapkan oleh Afan Gaffar, yaitu :
budaya politik indonesia memiliki 3 ciri
dominan
1. Hierarki yang ketat, yaitu adanya tingkatan-tingkatan dalam kelas
masyarakat (penguasa
dengan rakyat biasa) Wong Gedhe dan Wong
Cilik
Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di
Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis
ini tampak dari adanya pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe)
dengan rakyat kebanyakan (wong cilik). Masing-masing terpisah melalui
tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan santun
diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal-usul kelas masing-masing.
Penguasa dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada rakyat kebanyakan. Sebaliknya,
rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa 'halus'. Dalam
kehidupan politik, pengaruh stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin
pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya.
2. Patronage
(Patron), merupakan salah satu
budaya politik yang menonjol di Indonesia.Pola hubungan ini bersifat
individual. yaitu interaksi timbal balik antara patron (pemilik kekuasaan,
harta) dengan Klien (pemilik tenaga, dukungan, kesetiaan).
Dalam kehidupan politik, tumbuhnya budaya
politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka lebih
memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungn dari basisnya. Seperti
majikan dengan buruh
3. Neo-patrimonialistik,
yaitu praktek politik yang meskipun memiliki atribut modern dan
rasionalistik seperti birokrasi, namun
perilaku tokohnya masih mencerminkan tradisi dan
budaya patrimonial.
.
Ciri-ciri birokrasi modern:
·
Adanya suatu struktur hirarkis yang
melibatkan pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi
·
Adanya posisi-posisi atau
jabatan-jabatan yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
tegas
·
Adanya aturan-aturan,
regulasi-regulasi, dan standar-standar formalyang mengatur bekerjanya
organisasi dan tingkah laku anggotanya
·
Adanya personel yang secara teknis
memenuhi syarat, yang dipekerjakan atas dasar karier, dengan promosi yang
didasarkan pada kualifikasi dan penampilan.
Untuk menambah pemahaman mengenai
Budaya politik dan tipe-tipe budaya politik kerjakanlah beberapa soal di bawah
ini:
Jawaban soal Kirim ke
Facebook ibu siti rifqah atau ke Email ibu ekoh_odi@yahoo.co.id
1.
Rumuskan kembali pemahaman anda pengertian
budaya politik!
2.
Coba
kalian perhatikan dengan seksama nilai-nilai manakah yang termasuk nilai budaya
politik dari contoh nilai-nilai budaya yang ada !.
3.
Orientasi
warga negara terdiri atas berapa komponen ? sebutkan!
4.
Bagaimanakah
menurut pendapat kalian apakah budaya politik itu ada yang baik dan ada yang
tidak baik ? coba kemukakan dengan contoh !.
5.
Apa
yang dimaksud dengan obyek politik umum ?
6.
Jelaskan tipe-tipe budaya politik
menurut G. Almond!
7.
Termasuk budaya politik apakah jika kita
membayar pajak tepat waktu !
8.
Bagaimanakah budaya politik yang
berkembang di Indonesia menurut Clifford
Geertz, khususnya bagi masyarakat Jawa !
9.
Berikan alasan, mengapa di dalam kehidupan
masyarakat ada sebagian yg memiliki budaya politik parokial !
10. Berikan
alasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat muncul tipe-tipe budaya politik!